Halaman

Senin, 17 November 2014

Cerita Romantika Atrofi



Cerita Romantika Atrofi

Atrophy is reduced size of an organ or tissue resulting from a decrease in cell size and number.

Duluuu... Aku benci sekali dengan kakiku... Duluuu aku kurus sekali, tapi kakiku besar..
Sampai2 kakakku sering sekali meledekku.. Iiiihhh... Kakinya bisa dipake buat gebuk maling...Huuuh... Sebelnya minta ampuuun... Sampai aku bilang sama ibuku..."Bu, kakiku ini bisa dikecilin nggak siih???"
"Lah.. Mau diongoti po piye?" jawab ibu kala itu sambil tertawa... Tambah dongkollah aku. *diongoti itu bahasa jawa, artinya diserut pakai pisau (pemes klo yang dulu biasanya khusus digunakan untuk pensil).
Aku selalu mengeluh tentang kakiku.. Bahkan temanku ada yg pernah bercanda "Eh, kamu klo makan ayam pilih yang pahanya besar atau kecil?? Yang besar kan??? Yaelah mbaaa... Aku kan bukan ayaaammm goreeeengggg ‪#‎gubrak‬ deh
Intinya aku gak suka organ tubuhku yg bernama kaki itu (betis & paha)... Bahkan hingga aku menikah, aku selalu mengeluh soal kakiku... Padahal suamiku gak pernah mempermasalahkannya juga...
Tapiii rasanya iriii gitu lihat yg kakinya jenjang-jenjang, langsing & menawan.

Sampai suatu ketika, setelah sakit sekian lama & harus bedrest, aku mendapati kakiku mengecil... Mengalami atrofi, mengecil dari ukuran semula, meskipum tidak mencapai ukuran cachexia. Rasanyaaa seneng bangetttt... Aku bilang sama suamiku.."Papi... Klo kakiku kecil begini cantik ya??" Hahahaha... Suamiku hanya tertawa.
Tiba saatnya masa bedrest berakhir, dokter menyampaikan untuk mulai belajar duduk, & belajar berjalan.
Hampir sebulan aku berbaring di tempat tidur, makan, minum, mandi, bahkan buang air di tempat tidur rumah sakit. Senang sekali rasanya sudah boleh bangun & belajar berjalan. Teringat saat aku "tidur" terus2an selama 5 hari, saat bangun menggerakkan kaki saja rasanya suliiittt sekali, menggesernya ke kanan atau ke kiri itu saja tidak bisa. Suamiku yg membantuku menggerak2kan kaki secara pasif hingga akhirnya aku bisa menggeser2 sendiri kakiku, bisa mengangkatnya juga Ah, tapi itu sudah hampir 2 minggu yang lalu, batinku, pasti sekarang aku sudah bisa jalan.

Aku mulai belajar duduk.. Lalu mulai belajar berjalan, berjalan ke kamar mandi, lalu belajar berjalan2 juga di lorong2 bangsal Rumah Sakitbdi sekitar kamar, pagi & sore. Suamiku membantuku belajar berjalan, memapahku setiap saat.. Romantiss sihh.. Peluk2an teruuusss kayak di sinetron. Itu karena kakiku benar2 tidak kuat meyangga tubuhku untuk berjalan. Beberapa hari aku belajar berjalan dengan kakiku yg sudah kecil cantik (soalnya kakiku besar sih, jadi pas atrofi dikit jadi kayak ideal hahahaha).
Aahh.. Ternyata kaki kecil itu tidak pas untukku.. Rasanya lebih enak kakiku yg biasa, yang biasa berjalan, yg bisa berlari... Akhirnya aku jadi merindukan kapan nih kakiku kembali ke ukuran semula..
Beberapa lama aku belajar untuk dapat berjalan normal lagi... Hari demi hari minggu demi minggu kakiki berangsur-angsur kembali ke ukuran gebug maling, bedanya skrg aku tak lagi mempermasalahkannya. Tuhan itu sudah merancang ukuran yang pas, akhirnya aku menertawakan diriku sendiri.. Ah... Ternyata selama ini aku lebay saja menilai kakiku hehehehe...


‪#‎terinspirasi‬ menulis cerita ini karena lihat bumil yg kakinya tetap langsing pas lagi mau diskusi atrofi#


Tidak ada komentar:

Posting Komentar